Tradisi Peringatan Maulid Nabi di Pesantren Mafazah

Ang Rifkiyal
Tradisi Peringatan Muludan di Pesantren Mafazah

Acara muludan di Pesantren Mafazah dari dulu hingga sekarang memang masih seperti ini. Kegembiraan atas kelahiran baginda Nabi masih diisi dengan riungan ibu-ibu pengajian yang membawa nasi dan olahan makanan dari rumahnya masing-masing.

Dimana makanan yang dibawa dikumpulkan dan digabung. Kemudian dibagikan lagi ke ibu-ibu pengajian, santri, dan beberapa masyarakat sekitar ketika seluruh rangkaian acara maulidnya selesai.

Sederhana jika dibanding dengan maulidan kebanyakan umat muslim di Indonesia. Dimana maulid biasanya dipenuhi dengan banner, spanduk, umbul-umbul, dan panggung dekorasi untuk menampilkan kreasi seni, qori, cerama ustadz kondang, dan lain sebagainya.

Muludan di Pesantren Mafazah hanya diisi dengan nadhoman ibu-ibu pengajian, bacaan maulid barjanzi, dzikir, doa, dan mauidhoh hasanah oleh sepuh-sepuh di Pesantren Mafazah. Semuanya berjalan sebagaimana pengajian biasa pada umumnya.

Dulu ketika saya memasuki masa puberitas beragama, saya sering sangsi dengan acara maulidan yang sederhana seperti ini. Bagi saya muludan di Mafazah tidak kekinian dan tidak mengikuti tuntutan zaman. Namun setelah saya berkelana kesana kemari, bergaul di darat, laut, dan udara, akhirnya saya justru lebih memahami betapa arifnya muludan di Pesantren Mafazah setidaknya sampai hari ini.

Oleh: Ang Rifkiyal